Connect with us

Relationship

Mengapa Orang Goblok Sering Merasa Lebih Pintar?

Published

on

Mengapa Orang Goblok Sering Merasa Lebih Pintar?

Jadi, lo pasti pernah, kan, ketemu orang yang kelakuannya tuh… ya bisa dibilang “ajaib.” Bukan yang jenius atau super pintar, malah cenderung nyeleneh dan, kalau boleh jujur, agak-agak goblok. Tapi anehnya, orang kayak gini justru kelihatan paling percaya diri dan seolah-olah ngerti segalanya. Ini tentu membuat kita bertanya-tanya, mengapa ya orang goblok sering merasa lebih pintar?

Di artikel ini, gue bakal jelasin fenomena ini secara simpel tapi insightful, biar lo nggak cuma ngerti kenapa fenomena ini bisa terjadi, tapi juga bisa ngehindar atau mungkin ngatasin hal serupa kalo lo ketemu sama orang-orang kayak gini di kehidupan sehari-hari.

1. Dunning-Kruger Effect: Ketika yang Goblok Ngerasa Pintar

Oke, pertama-tama, mari kita kenalan dulu sama istilah yang namanya Dunning-Kruger Effect. Ini istilah ilmiah yang dipopulerin oleh dua psikolog dari Cornell University, yaitu David Dunning dan Justin Kruger. Mereka berdua ngelakuin riset tentang hubungan antara kemampuan seseorang dan rasa percaya diri. Dan hasilnya… agak mind-blowing.

Intinya, Dunning-Kruger Effect ini ngegambarin gimana orang yang kurang kemampuan atau kurang pengetahuan seringkali ngerasa lebih jago daripada yang sebenarnya. Sebaliknya, orang yang bener-bener pinter malah suka ngerasa nggak cukup jago, karena mereka lebih sadar sama batasan kemampuan mereka sendiri.

Fenomena ini bisa dijelasin kayak gini: orang yang kurang pinter tuh sering kali nggak punya cukup kemampuan buat ngevaluasi diri mereka sendiri. Jadi mereka nggak nyadar seberapa banyak yang nggak mereka tau, dan malah ngerasa diri mereka lebih pintar dari orang lain. Ini jadi kayak ilusi dalam pikiran mereka, yang bikin mereka pede berlebihan.

Nah, hal ini sebenarnya nggak cuma terjadi di lingkup akademis aja, tapi juga dalam aspek lain kayak pekerjaan, hubungan sosial, bahkan hobi dan keterampilan sehari-hari.

2. Bias Kognitif: Ketika Pikiran Lo Nggak Objektif

Selain Dunning-Kruger Effect, ada juga yang namanya bias kognitif. Ini istilah buat ngegambarin cara otak kita seringkali “curang” dalam ngeproses informasi. Bias ini bikin otak lo lebih gampang nerima hal-hal yang sesuai sama pandangan lo daripada yang bertentangan.

Misalnya, ada orang yang nggak ngerti sama sekali soal musik, tapi karena dia pernah belajar gitar sedikit dan tahu satu-dua lagu, dia langsung merasa kayak ngerti banget soal musik. Jadi dia akan ngerasa “bener” walaupun kenyataannya, ya jauh banget dari kata expert. Bias kayak gini juga bisa muncul di bidang apa aja, entah itu politik, olahraga, atau bahkan dalam obrolan sehari-hari.

Bias ini sering bikin orang goblok ngerasa lebih pintar, karena mereka nggak bisa lihat situasi dari perspektif yang lebih luas. Mereka cuma ngeliat hal-hal yang sesuai sama pengalaman mereka sendiri, padahal itu nggak mewakili keseluruhan cerita.

3. Kurangnya Rasa Ingin Tahu

Lo pernah nggak ketemu orang yang cenderung “ngeyel” dan nggak terbuka buat ngedengerin sudut pandang lain? Nah, ini salah satu ciri khas yang sering ada pada orang yang suka ngerasa lebih pintar dari yang sebenarnya.

Orang-orang ini biasanya nggak punya rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka nyaman sama apa yang mereka udah tau, dan ngerasa nggak perlu belajar lebih jauh lagi. Jadi, bukannya mikir, “Hmm, apa iya gue udah cukup ngerti soal ini?” Mereka malah bilang, “Ah, gue udah paham banget kok!” Padahal, ilmu pengetahuan dan pemahaman itu nggak ada habisnya.

Rasa ingin tahu itu penting banget, karena bikin lo sadar kalo selalu ada hal baru buat dipelajari. Orang yang benar-benar pintar tuh nggak akan berhenti nanya, nggak akan berhenti belajar, dan nggak akan puas cuma dengan pengetahuan seadanya. Mereka sadar kalo makin mereka tau, makin banyak yang sebenernya mereka nggak tau.

4. Kebiasaan Cari Validasi dari Lingkungan

Ini juga jadi faktor penting. Orang yang kurang kemampuan sering banget butuh validasi dari lingkungan sekitar buat ngeboost rasa percaya diri mereka. Lo pasti pernah liat orang yang suka pamer pencapaian atau “nyombong hal-hal kecil.” Biasanya, ini tanda-tanda mereka butuh pengakuan dari orang lain biar merasa valid.

Nah, masalahnya, kalau mereka sering dapet validasi ini, mereka jadi makin yakin kalo diri mereka emang “di atas rata-rata.” Padahal, mungkin lingkungan sekitar cuma ngangguk-ngangguk aja, atau bahkan nggak peduli. Validasi ini bikin mereka jadi makin merasa pintar, dan akhirnya susah buat nyadarin kelemahan mereka sendiri.

5. Sifat Over-Confidence yang Kebablasan

Sebenernya, punya rasa percaya diri itu bagus. Tapi kalau berlebihan? Itu jadi bumerang. Orang yang terlalu percaya diri kadang nggak sadar kalo mereka overestimate kemampuan mereka. Ini bikin mereka sering ambil keputusan tanpa banyak pertimbangan, dan bahkan sering salah langkah.

Sifat over-confidence ini bikin mereka ngerasa punya hak buat ngomong atau bertindak seperti orang yang ngerti segalanya, padahal kemampuan dan pengetahuan mereka jauh dari kata cukup. Yang lucu, orang-orang yang emang beneran pinter sering kali malah lebih kalem dan nggak mau sok tau, karena mereka tahu kalo pengetahuan itu nggak pernah berhenti di satu titik.

6. Efek Sosial Media dan “Echo Chamber”

Nah, di era digital sekarang, sosmed punya andil besar dalam ngebentuk persepsi kita soal diri sendiri. Orang yang udah punya pemikiran “gue pintar” sering kali cuma ngikutin konten atau orang yang setuju sama mereka. Ini yang bikin mereka berada dalam echo chamber, alias lingkaran yang isinya cuma suara-suara yang sama.

Ketika orang-orang ini ngeliat konten yang mendukung apa yang mereka pikir benar, mereka ngerasa makin yakin kalo mereka emang pintar. Mereka jarang banget ketemu atau debat sama pandangan yang berlawanan, jadi nggak ada tantangan buat ngeliat kelemahan atau kekurangan dalam argumen mereka sendiri.

7. Sering Kebalik Sama Orang Pintar yang Sadar Diri

Ironisnya, orang yang beneran pinter sering kali malah ragu sama diri sendiri. Mereka ngerti kalo ilmu itu luas banget dan nggak mungkin semua orang bisa tau segalanya. Ini bikin mereka lebih rendah hati dan nggak buru-buru nyimpulin diri mereka pintar. Mereka sadar kalau setiap pengetahuan itu bisa berubah seiring waktu, dan selalu ada yang baru buat dipelajari.

Orang pintar sering kali lebih humble, lebih suka mendengarkan, dan lebih berhati-hati dalam ngasih opini. Sayangnya, di mata orang yang lebih goblok, keraguan dan sikap rendah hati ini malah dianggap kelemahan. Akhirnya, orang yang goblok malah lebih keliatan dominan dan merasa lebih pintar.

Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakuin?

Kalau lo merasa pernah kebawa efek ini, atau ada temen yang begitu, sebenarnya nggak ada cara instan buat ngatasin. Tapi ada beberapa hal yang bisa lo terapin buat ngehindarin dari jebakan “merasa pintar” ini:

  1. Sadar diri – selalu ingat kalo ada banyak hal yang lo belum tau.
  2. Terus belajar – cari tahu hal-hal baru, jangan cuma berpegang pada apa yang lo udah paham.
  3. Buka diskusi – jangan segan buat debat sehat atau diskusi sama orang yang punya pandangan beda.
  4. Kurangi cari validasi – ngelakuin sesuatu buat validasi orang lain cuma bikin lo stuck di situ-situ aja.
  5. Terima kritik – jangan cuma nerima pujian, kritik bisa bantu lo liat kelemahan lo dan bikin lo berkembang.

Jadi, intinya, orang goblok sering kali ngerasa pintar karena efek bias-bias psikologis yang bikin mereka terjebak dalam ilusi. Tapi jangan khawatir, selama lo sadar dan terus mau belajar, lo bakal bisa ngehindarin hal ini. Tetap rendah hati dan terus belajar, itu kunci biar lo nggak cuma keliatan pintar, tapi beneran paham dunia sekitar lo.

 

Baca juga artikel ini: Pentingnya Memahami Apa Itu Kesadaran Intersubyektif

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *